12 September 2009

TERAPI INFEKSI JAMUR SUPERFISIAL

1.      Terapi Umum
a.       Menjaga kebersihan badan.
b.      Hindari kelembaban kulit dan penggunaan pakaian yang tidak menyerap keringat.
2.      Terapi Topikal
Pengobatan topikal digunakan dengan cara dioleskan tipis pada lesi dan sampai 2 cm dari lesi, 1 – 2 kali sehari selama kurang lebih 2 – 3 minggu. Obat-obat topikal antara lain:
a.       Golongan azole : Menghambat sintesis ergosterol sehingga akan menyebabkan membrane sel jamur tidak stabil dan bocor, jamur lemah sehingga tidak dapat bereplikasi. Obat ini bersifat fungistatik.
(Econazole, ketoconazole 2%, clotrimazole 1%, miconazole 2%, oxiconazole 1%, sulconazole 1%, sertaconazole 2%).
b.      Golongan allylamine : Menghambat enzim squalene 2-3 epoxidase sehingga akan mengurangi jumlah sterol dan jamur akan mati.
(naftitin 1%, terbinafine 1%).
c.       Ciclopirox olamine 1% bersifat fungisid dengan menginterverensi sintesis DNA-RNA dan protein dengan cara menghambat transport elemen esensial pada sel jamur.
d.      Golongan asam organic. Contohnya salep withfield yang berisi asam salisilat 3% dan asam benzoate 6%. Sediaan ini bersifat keratolitik sehingga pengaruhnya terhadap infeksi jamur mungkin melalu proses deskuamasi.
e.       Haloprogin 1% merupakan antijamur yang efektif pada dermatofitosis dan ragi.
f.       Golongan tiokarbonat (Tolnaftat 2%, tolsiklat 1%) merupakan antijamur yang efektif terhadap dermatofitosis dan kurang efektif terhadap candida.
g.      Asam undesilenat 2 – 5% efektif untuk deramtofitosi tapi tidak untuk candida.
h.      Golongan sulfur (selenium sulfida 2,5%) obat ini efektif untuk tinea versikolor.
i.        Golongan zat warna trifenilmetan (gentian violet 1-2%) efektif untuk kandida.
3.      Terapi Sistemik
Obat sistemik digunakan jika lesi luas, imunosupresi, resisten terhadap terapi topikal. Obat-obat sistemik tersebut antara lain:
a.       Griseofulvin 10mg/kgBB/hari atau 500mg/hari, merupakan obat antijamur yang efektif terhadap dermatofitosis tapi tidak untuk tinea versikolor dan candida.
b.      Ketoconazole 3 – 4mg/kgBB/hari atau 200mg/hari, merupakan obat antijamur yang efektif terhadap kandidosis, mikosis profunda, dermatofitosis dan tinea versikolor.
Untuk pengobatan tinea versikolor 400mg/hari selama 5 hari atau 200mg/hari selama 10 hari.
Untuk pengobatan kandidosis 2 x 200mg/hari selama 5 hari.
Golongan imidazol terbaru:
-          Fluconazole 50 – 100mg/hari atau 150mg sehari.
-          Itraconazole 100mg/hari
c.       Terbinafine 250mg/hari, obat ini berefek baik pada dermatofitosis akan tetapi berefek sedang pada kandida.

No comments: