09 March 2009

Membeli Kesuksesan dengan Sedekah

"Mengapa seseorang selalu merasa kurang secara penghasilan? Mungkin karena ia

kurang sedekah!" buka Ustad Yusuf Mansur malam itu. Beliau melirik

sekelilingnya. Wajah-wajah muda, dengan tatapan penuh semangat tengah duduk

mengelilinginya. Mereka adalah 20 besar kontestan eliminasi Mimbar Dai TPI.

Mereka tekun menyimak penuturan ustad pendiri Wisata Hati Coorporation itu.

Malam itu, tanggal 12 Juli 2005, Ustad Yusuf mendapat kesempatan memberikan

pembekalan atau pelatihan bagi para dai muda di Asrama Haji Pondok Gede,

Bekasi. Acara yang diselenggarakan habis Isya sampai pukul 21.00 itu,

berlangsung cukup seru. Dilengkapi beberapa games, salah satunya berupa

simulasi dengan selembar kertas, yang mengundang tanya peserta.

Banyak orang yang memiliki penghasilan besar, namun selalu merasa tidak cukup.

Bahkan tidak jarang pengeluaran mereka lebih besar dari penghasilan yang

didapat. Mungkin diri kita pernah merasakan demikian. Maka instropeksilah,

mungkin sedekah yang kita keluarkan terlalu sedikit, sehingga berkah yang Allah

berikan juga sekedarnya.

Padahal dalam surat Al-Anam ayat 160, Allah sudah janji akan melipatgandakan

pahala sampai 10 kali lipat bagi mereka yang berbuat kebaikan.

Jadi sebetulnya kita tak perlu ragu untuk menyisihkan penghasilan bagi mereka

yang membutuhkan.

1 - 1 = 10, itulah ilmu sedekah. Banyak kejadian dibalik fenomena keajaiban

sedekah. Dalam kesempatan tersebut, Ustad Yusuf memaparkan beberapa kisah yang

Insya Allah mampu meningkatkan keyakinan kita, bahwa Allah pasti akan

meliptrgandakan pahala-Nya, bila kita sedekah.

Contohlah sebuah kisah tentang seorang supir yang mengeluh karena gajinya

terlalu kecil. "Supir ini datang ke Klinik Spiritual dan Konseling Wisata Hati.

Dia bilang gajinya cuma 800 ribu, padahal anaknya lima! Ia ingin gajinya jadi

1,5 juta!" ujar Ustad Yusuf sambil duduk bersila di permadani.

Dengan bijak, Ustad Yusuf mengajak supir itu mensyukuri terlebih dahulu apa

yang telah didapatkannya selama ini. Kemudian ia menunjukkan surat Al Anâ'am

160 dan surat 65 ayat 7, mengenai anjuran bagi yang kaya untuk membagi

kekayaannya dan yang mampu membagi kemampuannya.

Supir itu lantas bertanya,"Kapan ayat-ayat itu dibaca dan berapa kali, Ustad?"

Nah, inilah kelemahan orang kita," potong Ustad Yusuf sejenak, al Qur'an hanya

untuk dibaca!"

Agak kesal dengan pertanyaan sang supir, Ustad Yusuf menyuruhnya segera

berdiri. Kemudian ia bertanya,"Maaf, boleh saya tanya pertanyaan yang sifatnya

pribadi?"

Supir itu mengangguk.

"Nggak bakal tersinggung?"

Kembali supir itu mengangguk.

"Bawa duit berapa di dompet?" desak Ustad Yusuf.

Supir itu mengeluarkan uangnya dalam dompet, jumlahnya seratus ribu rupiah.

Langsung Ustad Yusuf mengambilnya.

"Nah, uang ini akan saya sedekahkan, ikhlas?"

Supir itu menggaruk-garukkan kepalanya, namun sejurus kemudian mengangguk

dengan terpaksa.

"Dalam tujuh hari kerja, akan ada balasan dari Allah!"

"Kalau nggak, Ustad?"

"Uangnya saya kembaliin!"

Mulailah sejak itu ia menghitung hari. Hari pertama tidak ada apa-apa, demikian

pula hari kedua, bahkan pada hari ketiga uangnya hilang sejumlah 25 ribu

rupiah. Rupanya ketika ditanya Ustad Yusuf tempo hari, sebenarnya ia bawa uang

125 ribu rupiah, namun keselip. Pada hari keempat supir itu diminta atasannya

untuk mengantar ke Jawa Tengah. Selama empat hari empat malam mereka pergi.

Begitu kembali, atasannya memberikan sebuah amplop, "Ini hadiah istri kamu yang

kesepian di rumah," begitu katanya. Ketika amplop itu dibuka, Subhanallah .

Jumlahnya 1,5 juta rupiah.

Para dai muda yang menyimak cerita itu terkagum-kagum. Kemudian ustad Yusuf

bertanya, "Siapa yang belum nikah?" serentak hampir semua peserta mengacungkan

tangan dengan semangat, seraya bergurau.

"Nah, selain untuk memanjangkan umur, mengangkat permasalahan, sedekah juga

mampu membuat orang yang belum kawin jadi kawin, dan yang udah kawin"

"Kawin lagi???" jawab beberapa peserta, kompak!

Ustad Yusuf tertawa, "Yang udah kawin, makin saying"

Lalu mengalunlah sebuah cerita lain. Ada seorang wanita berusia 37 tahun yang

belum menikah mengikuti seminarnya. Setelah mendengarkan faedah sedekah, wanita

itu lantas pergi ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya pada penjaga

masjid itu, "Maaf, Pak kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa

Bantu"

"Oh, kebetulan. Kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya 150

ribuan"

Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah 600ribu.

Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai tersebut,

"Mudah-mudahan hajat saya terkabul", harapnya.

Subhanallah, Allah menunjukkan keagungan-Nya. Minggu itu juga datang empat

orang melamarnya!

"Itulah sedekah!" Ustad Yusuf menantang mata peserta,"Sulit akan menjadi mudah,

berat menjadi ringan, asal kita sedekah!"

Sebuah kisah unik lainnya terjadi. Suatu hari, seorang wartawan mengajak Ustad

Yusuf ke Semarang, hanya untuk berpose dengan sebuah mobil Mercedez New Eyes E

200 Compresor baru. Tak ada yang istimewa dengan mobil itu kecuali harganya

yang mahal, sekitar 725 juta rupiah, dan mobil itu milik seorang tukang bubur

keliling!

Loh, bagaimana bisa seorang tukang bubur punya mercy? Bisa aja kalau Allah

berkehendak. Tukang bubur itu tentunya tak pernah bermimpi bisa memiliki sebuah

mobil Mercedez baru. Namun kepeduliannya kepada orang tua, justru membuatnya

kejatuhan bulan. Karena orang tuanya ingin naik haji, tukang bubur itu giat

sedekah. Ia sengaja menyediakan kaleng kembalian satu lagi, khusus uang yang ia

sedekahkan. Yang kemudian ia tabung di sebuah bank.

Ketika tabungannya itu telah mencapai 5 juta, ia mendapatkan satu poin

memperebutkan sebuah mobil mercy. Dan si tukang bubur itulah yang memenangkan

hadiah mobil tersebut. Karena tak mampu membayar pajaknya sebesar 25%, seorang

ustad bernama Hasan, pemilik Unisula, membantunya. Maka, jadilah mobil itu

milik tukang bubur.

Kisah terakhir, tentang hutang 100juta yang lunas hanya dengan sedekah 100 ribu

rupiah. Orang ini mendengarkan ceramah seorang ustad yang mengatakan, kalau

sedekah itu dapat membeli penyakit, dapat membayar hutang, dan dapat

menyelesaikan masalah. Teringat hutangnya sejumlah 100 juta, ia menyedekahkan

uang yang ada, sebesar 100 ribu. Dalam hatinya ia berharap hutangnya dapat

cepat lunas.

"Dan Allah mengabulkan doanya secepat kilat. Begitu pulang dari pengajian, saat

menyebrang jalan, orang itu tertabrak mobil dan lunaslah hutangnya!" seru Ustad

Yusuf berapi-api. Semua peserta melongo kemudian tertawa. Hampir semua menebak

orang itu meninggal, sehingga di pemilik piutang mengikhlaskan hutangnya.

"Nggak! koreksi Ustad Yusuf cepat, "Dia cuma pingsan. Kebetulan yang nabrak

orang kaya. Selain dibawa ke rumah sakit, dia juga melunasi hutangnya!"

Itulah Allah punya cara tersendiri untuk menolong hamba-Nya. Selain memberikan

materi tentang sedekah, Ustad muda berkulit putih ini juga memberikan masukan

dan saran tentang bagaimana tampil yang baik di hadapan audience (baik di

televisi ataupun di ruangan), di antaranya mengajarkan teknik memotong materi

(untuk commercial break) yang baik, sehingga pemirsa televisi enggan mengganti

saluran dan tetap menunggu sampai iklan berakhir, lalu cara melibatkan emosi

audience, melibatkan orang sekitar acara (baik outsider, maupun insider),

intonasi suara, melakukan atraksi menarik, dan sebagainya.

"Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat

amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka dia tidak diberi

pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun

tidak dianiaya (dirugikan)." (al-An`am :160)

No comments: